Reaching Out to You – part 4

Author: Okada Kana

Category: PG-18, Romance, Chapter

Cast:

Cho Kyuhyun as himself

Park Hana (OC)

Kim Mingyu (SVT) as Cho Mingyu

Jeong Jaehyun (NCT) as Cho Jaehyun

Kang Soyu as herself

Kang Seulgi as herself

Disclaimer:

Annyeonghaseyo!!!

Kana kembali dengan part kedua “Reaching Out to You”.

FF ini aku buat murni dari ide-ideku. Beberapa nama lokasi, tempat, gedung, dan segala hal dalam FF ini berdasarkan fantasi atau khayalan semata. Jika ada kesamaan nama, tempat, lokasi, gedung, kejadian dalam FF ini, maka aku minta maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaksengajaan itu. Aku juga meminta maaf sebelumnya untuk semua typo yang mungkin akan kalian temukan dalam FF ini. Please, no bash, spam, mengejek, mengolok, dan menggunakan kata-kata yang tidak sepantasnya pada siapapun. Mari saling menghargai satu sama lain. Akhir kata, selamat membaca!!!

.

.

.

Review part 3

“Lalu bagaimana cara kerja hubungan ini?”

“Kau hanya harus berpura-pura bahagia bersamaku.”

Same old… Same old… Apakah hanya akan ada kita berdua?”

“Kau akan menjadi milikku. Hanya milikku. Seperti aku yang akan menjadi milikmu. Semua yang ada padaku adalah milikmu.”

——————————

“Cho Kyuhyun… Are you still mine?”

“Aku tidak pernah memberimu alasan untuk meragukanku.”

“Apa kau pernah berpacaran dengan Song Yiseul?”

No. Kenapa kau pikir aku pernah berhubungan dengan Song Yiseul?”

“Aku hanya tidak suka bahasa tubuhnya saat berada di sekitarmu. Caranya bicara, caranya menatapmu, seolah…”

“Aku pernah mengatakannya padamu, Hana-ya. Hari itu aku berjanji hanya akan ada kita berdua dalam hubungan ini.”

“Aku tidak sedang meragukanmu.”

“Aku tahu itu. Tapi kau terlihat cemas dan terganggu. Dan aku tidak menyukainya.”

“Aku akan baik-baik saja. Selama kau tidak memutuskan untuk pergi, kurasa aku akan baik-baik saja.”

——————————

“Bicara padaku, Cho Jaehyun. Apa yang kau pikirkan?”

“Hmm… ‘Harus kah aku melakukannya? Kenapa aku harus melakukannya? Seperti apa orang yang datang itu?’ Hanya pertanyaan-pertanyaan yang sebagian besar sudah terjawab.”

“Kalau begitu, apa kau punya kriteria sendiri untuk gadis yang akan menjadi pasanganmu?”

“Seseorang sepertimu. Tidak hanya cantik, tapi juga sangat baik. Nuna bahkan berhasil membuat hyung terlihat lebih bahagia semenjak kalian berdua menikah.”

“Memangnya aku tidak terlihat bahagia sebelumnya?”

“Sebelum bertemu dengan nuna, yang hyung lakukan hanya bekerja dan bekerja. Walaupun sekarang hyung juga selalu bekerja, tapi dulu hyung sangat dingin, seperti malaikat pencabut nyawa.”

“Tapi, Jaehyun-ah… kalau aku mengatakan bahwa gadis itu terlihat seperti orang yang baik, bagaimana? Apa itu bisa sedikit menenangkanmu?”

“Aku tidak tahu, nuna. Tetap saja aku merasa tidak rela dengan keputusan sepihak ini.”

“Apa dia seorang anak pengusaha dengan kehidupan glamour seperti yang lainnya?”

“Kurasa tidak. Dia bahkan tidak berasal dari Seoul.”

“Bukankah itu justru terdengar seperti kabar buruk? Bagaimana kalau kami tidak cocok?”

“Ayo kita makan. Kau terlihat sangat lelah.”

I’ll go wherever you go, Kim Hana.”

“Senang mendengarnya.”

——————————

.

.

.

Reaching Out to You

Part 4

.

.

.

Sementara itu di Maple Mansion

.

Kepulangan tuan rumah keluarga Cho tertunda karena ada kesalahan kecil dalam pengaturan jadwal penerbangan mereka. Karena itu, Song Yiseul dan Kang Seulgi mau tidak mau hanya bisa berkeliling rumah ditemani oleh Bibi Min Sunhee. Keduanya sudah mengelilingi setiap sudut rumah. Tentu saja tanpa bisa masuk melihat pondok yang ditempati Cho Kyuhyun dan Cho Mingyu. Perjalanan mereka berakhir di ruang keluarga di rumah utama. Mereka berbincang sambil sesekali menikmati kudapan yang sudah Min ahjumma siapkan. Untuk mengisi waktu, sekaligus mendapatkan jawaban atas rasa ingin tahunya, Song Yiseul banyak menanyakan silsilah keluarga Cho. Tidak hanya anggota keluarga, tapi juga kediaman keluarga itu.

.

Bibi Min Sunhee pun dengan sabar menjawab satu persatu pertanyaan Yiseul. Mulai dari pemilihan nama Maple sebagai nama kediaman itu yang diambil dari warna eksterior serta atap bangunan, sampai nama masing-masing pondok yang dihuni oleh Granny (panggilan nenek Kyuhyun), pondok milik Kyuhyun, serta pondok milik Mingyu yang nantinya mungkin akan menjadi tempat tinggal Yiseul. Seperti nama kediaman keluarga Cho yang diambil dari nama pohon yang terkenal di Kanada, keempat bangunan yang ada di balik pagar rumah itu pun dinamai dengan nama-nama pohon sesuai dengan keinginan penghuninya masing-masing.

.

Bangunan utama kediaman keluarga Cho dinamakan Pavilliun Banyan. Pohon dengan ranting yang melebar dan tidak terlalu tinggi itu dipilih semata hanya karena bentuknya. Dari keempat bangunan yang ada disana, Pavilliun Banyan adalah bangunan terluas bertingkat yang terdiri dari empat kamar tidur, dua ruang kerja (milik Presdir Cho dan Nyonya Cho), ruang tamu formal, ruang tamu keluarga, ruang keluarga, ruang entertainment, tiga wardrobe, ruang makan, dapur bersih dan dapur kotor, gym mini, dan kamar asisten rumah tangga yang jumlahnya puluhan. Mengingat banyaknya ruangan disana, Paviliun Banyan menjadi tempat yang paling ramai meski saat tuan rumah sedang tidak ada di tempat.

.

Bangunan yang berdiri tepat di sebelahnya adalah Paviliun Cedar. Sejak ayah Kyuhyun membawa pulang istrinya yang lain, beserta anaknya yang tersembunyi, Granny memutuskan untuk tidak tinggal di bawah atap yang sama dengan anaknya itu. Granny sempat keluar dari rumah itu dan tinggal di pondok musim panas mereka di daerah Busan. Tapi saat usia Kyuhyun menginjak enam belas, Kyuhyun memutuskan untuk tinggal di asrama sekolahnya. Kyuhyun pun membujuk neneknya untuk kembali ke rumah mereka dengan menjadikan Jaehyun sebagai alasan. Semula Granny menolak permintaan Kyuhyun. Namun saat Kyuhyun datang ke Busan dengan membawa Jaehyun, hati neneknya pun luluh seketika. Walau begitu, Granny tetap menolak untuk tinggal di bangunan yang sama dengan istri baru anak laki-lakinya. Karena alasan itu lah dilakukan renovasi di kediaman keluarga Cho. Sejak saat itu pula dibangun dua pondok lainnya.

.

Bangunan yang berdiri di seberang paviliun milik Granny adalah tempat tinggal Mingyu, Paviliun Walnut. Mingyu memilih Black Walnut sebagai nama pondok yang ditempatinya. Sifat Black Walnut yang bisa tumbuh disekitar tanaman liar dan berbahaya menjadi alasan Mingyu untuk memilihnya. Di tahun-tahun awal kepindahannya ke rumah itu, Mingyu belum merasakan perbedaan apapun disana. Namun semakin bertambah usianya, Mingyu akhirnya menyadari bahwa dirinya tidak sepenuhnya bisa diterima oleh keluarga itu. Memang tidak ada kejadian yang membuatnya resah apalagi terluka, namun Mingyu bisa merasakan hawa dingin yang diberikan oleh Kyuhyun dan neneknya. Hanya Jaehyun yang bersikap sangat baik padanya. Itu pun karena Jaehyun tidak mengetahui kisah kelam keluarga itu, yang membuat ibu kandungnya harus keluar dari rumah mereka. Karena situasi itu lah, Mingyu memutuskan untuk hidup tanpa terlalu mempercayai orang lain di rumah itu.

.

Bangunan yang terakhir adalah pondok barat, atau Paviliun Oak. Kyuhyun memilih pohon oak karena bentuknya yang besar dan rindang. Beberapa furniture di dalam paviliun itu pun dibuat menggunakan kayu dari pohon oak. Selain itu, Kyuhyun memiliki alasan lain yang tidak pernah ia beritahukan pada siapapun, hanya pada istrinya. Meski selalu mengutarakan kebenciannya pada sang ibu, Kyuhyun diam-diam tetap mengenang kebersamaannya dengan ibunya setiap kali mereka bermain di bawah pohon oak, di rumah kakek dan nenek Kyuhyun. Menurut Kyuhyun, ia bisa melupakan semua kenangan lain bersama ibunya, kecuali kebiasaan mereka bermain disana. Awalnya Kyuhyun memilih nama itu untuk membuatnya membenci rumah itu juga. Tapi sejak kehadiran Hana disana, Kyuhyun bahkan tidak lagi mengingat alasannya itu.

.

“Semua bangunan terlihat sangat cantik dengan caranya masing-masing,” kata Seulgi pada Min ahjumma. “Ahjumma dan teman-teman yang lain pasti sangat memperhatikan perawatan di setiap sudutnya.”

.

“Sudah menjadi tugas kami untuk melakukannya, nona. Kami pun beruntung karena setiap pemilik pondok ikut merawat kediaman mereka dengan baik,” jawab Min ahjumma.

.

“Apakah Cho Jaehyun-ssi tidak merasa iri dengan kedua kakaknya yang memiliki pondok masing-masing?” tanya Yiseul.

.

“Setahu saya tidak, nona. Tuan muda Jaehyun bahkan sangat senang. Dia selalu membanggakan ruang tempat tinggalnya yang lebih luas di paviliun banyan pada kedua kakaknya. Selain itu, tuan muda Jaehyun juga memiliki satu kamar di paviliun cedar. Ruang geraknya menjadi lebih banyak,” kata Min ahjumma menjelaskan.

.

“Kau dengar, Seulgi-ya? Dia orang yang menyenangkan,” ujar Yiseul.

.

“Nona benar. Diantara ketiga bersaudara keluarga Cho, tuan muda Jaehyun yang paling ceria. Selalu ada senyum di wajahnya, bahkan saat dia sedang sakit. Saya yang merawatnya sejak kecil. Jarang sekali saya lihat dia tidak tersenyum,” balas Min ahjumma.

.

“Jadi, kau tidak perlu khawatir lagi sekarang, Kang Seulgi,” kata Yiseul pada Seulgi yang membuat Min ahjumma tersenyum mendengarnya.

.

“Aku tidak khawatir, eonni,” sahut Seulgi.

.

“Kau tidak perlu menutupinya. Aku bisa melihatnya dari ekspresi wajahmu,” goda Yiseul.

.

Mendengar itu, Seulgi tidak mau hanya dirinya yang digoda. “Lalu, bagaimana dengan Cho Mingyu-ssi, ahjumma? Seperti apa dia?” tanya Seulgi.

.

“Hmm… Walaupun dia yang paling pendiam diantara dua saudaranya yang lain, tapi tuan muda Mingyu sangat ramah. Tuan muda tidak terlalu suka berdiam diri. Dia sangat suka bekerja,” jawab Min ahjumma.

.

“Bagaimana dengan Kyuhyun oppa, ahjumma?” tanya Seulgi lagi.

.

Tanpa Yiseul sadari, pertanyaan Seulgi barusan rupanya cukup membuatnya terkejut. Seolah dia tidak siap mendengar apapun yang akan Min ahjumma katakan. Ingatannya kembali ke beberapa jam yang lalu saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah itu. Jantungnya bahkan berdebar kencang saat Kyuhyun muncul untuk menyambut kedatangan mereka disana. Perhatian Yiseul hanya tertuju pada Kyuhyun sejak saat itu. Bahkan kehadiran Kim Hana tidak lantas mempengaruhinya. Hingga saat kata itu terucap dari bibir Kyuhyun.

.

‘Aku sudah menikah dengan perempuan cantik ini hampir dua tahun yang lalu.’

.

Senyum lebar dan wajah berseri Kyuhyun terlihat jelas dari kedua mata Yiseul. Gerakan tangannya yang berpindah dari jari-jari lentik perempuan itu menuju ke pinggangnya membuat dada Yiseul terasa sesak dengan perlahan.

.

She’s mine.

.

Gelar yang selama bertahun-tahun Yiseul inginkan sudah dimiliki oleh orang lain tanpa sepengetahuannya. Yiseul bahkan belum sempat memperjuangkan apapun agar bisa mendapatkan laki-laki idamannya. Disaat kesempatan untuk bertemu dengan laki-laki itu datang, Yiseul harus menerima kekalahan tanpa perlawanan. Miliknya. Karena Kyuhyun sendiri yang sudah menyatakan bahwa perempuan itu adalah miliknya.

.

“Eonni, apa kau baik-baik saja?” Pertanyaan Seulgi menarik perhatian Yiseul kembali.

.

“Hmm? Maaf, tiba-tiba saja aku jadi melamun. Apa kau menanyakan sesuatu?” tanya Yiseul.

.

“Tidak. Aku hanya bingung melihat ekspresimu yang begitu datar. Padahal ahjumma sedang menceritakan tingkah lucu Kyuhyun oppa saat SMA. Bukankah kalian pergi ke sekolah yang sama?” tanya Seulgi.

.

Yiseul mengangguk pelan. “Ya, kau benar. Tapi karena jarak usia kami cukup jauh, aku jarang bertemu dengannya.”

.

“Oh… begitu…” balas Seulgi. “Lalu, bagaimana Kyuhyun oppa saat kuliah, ahjumma?” tanya Seulgi pada Min ahjumma kali ini.

.

“Karena dia kuliah di Inggris, saya jadi tidak tahu banyak tentang kehidupannya. Tuan muda jarang pulang saat itu. Kalaupun pulang, pasti tidak akan menginap di rumah ini untuk waktu yang lama. Tuan muda lebih suka menginap di pondok milik Granny,” ujar Min ahjumma.

.

“Kapan Kyuhyun sunbae bertemu dengan Hana-ssi, ahjumma? Apakah mereka berdua sudah berhubungan sejak kuliah?” tanya Yiseul yang menggunakan kesempatan itu untuk mengetahui lebih banyak tentang istri Kyuhyun yang misterius itu.

.

Min ahjumma tersenyum selama beberapa saat sebelum menjawabnya. “Sayangnya saya juga tidak mengetahui tentang itu, nona. Meskipun terlihat ramah pada semua orang di rumah ini, tuan muda Kyuhyun tidak banyak menceritakan kehidupan pribadinya, bahkan pada keluarganya sendiri,” jawab Min ahjumma.

.

“Melihat betapa mesranya mereka berdua tadi, aku menduga mereka berdua sudah berpacaran sejak kuliah. Apa eonni melihat tatapan manis Kyuhyun oppa pada Hana eonni tadi? Sangat romantis…” kata Seulgi.

.

“Hubungan mereka memang sangat baik,” sahut Min ahjumma.

.

“Apa mereka selalu seperti itu, ahjumma?” tanya Seulgi penasaran.

.

“Tentu saja tidak. Kalau mereka sedang bertengkar, maka keduanya tidak banyak bicara. Meski begitu, kepedulian mereka tetap bisa dirasakan dari sentuhan dan perlakuan,” jawab Min ahjumma yang tersenyum lebar.

.

Mendengar itu, emosi Song Yiseul semakin menjadi tidak karuan. Semula Yiseul berharap bisa mendapatkan sedikit saja jawaban akan rasa penasarannya. Tapi rupanya, bukan hanya sosok Kim Hana saja yang misterius, bahkan Kyuhyun tidak banyak membagikan kisahnya di rumah itu. Puzzle yang harus disatukan Yiseul pun semakin berantakan. Tidak ada satupun dari dugaannya yang bisa dihubungkan. Cho Kyuhyun yang sangat tertutup dan Kim Hana yang datang entah dari mana. Keduanya membuat perasaan Yiseul bergejolak hanya dalam satu hari.

.

“Ahjumma! Min Sunhee ahjumma!”

.

Seseorang memanggil Min ahjumma dari arah ruang tamu di rumah utama. Suaranya yang terdengar riang membuat senyum kecil muncul di wajah Min ahjumma. Seolah tahu siapa orang yang memanggilnya di detik dia melangkah masuk melewati pintu depan.

.

“Jangan berteriak. Aku masih bisa mendengarmu,” sahut Min ahjumma yang kemudian bangkit berdiri.

.

Suara tawa pun terdengar setelahnya. Langkah kakinya pun semakin cepat, mendekat ke arah ruang keluarga. Di tempatnya, tiba-tiba saja Seulgi membeku. Jika dugaannya tidak salah, maka yang akan tiba disana saat itu adalah Cho Jaehyun, putera ketiga keluarga Cho, laki-laki yang dijodohkan dengannya. Tangannya lantas menjadi dingin. Seulgi tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah mengalami situasi seperti itu sebelumnya. Menyadari itu, Yiseul pun menyentuh lengan Seulgi. Dia memberikan remasan pelan pada Seulgi. Perhatian Seulgi kemudian teralihkan pada Yiseul yang menatapnya tanpa ekspresi.

.

“Aku baik-baik saja,” kata Seulgi tanpa Yiseul tanya.

.

Pintu ruangan itu pun terbuka. Sosok Cho Jaehyun yang paling pertama muncul. Senyumnya terlihat sumringah saat menemukan Min ahjumma yang sejak tadi dicarinya. Namun raut wajahnya seketika berubah saat tatapannya bersinggungan dengan tatapan dua orang asing yang juga berada disana. Senyuman di wajahnya pun ikut menghilang sesaat setelahnya. Langkah kakinya bahkan belum sampai di hadapan Min ahjumma, tapi Jaehyun buru-buru mengganti arah berjalannya. Jaehyun berputar tanpa mengatakan apapun. Namun sayangnya, langkah Jaehyun harus terhenti karena keberadaan Hana dan Kyuhyun disana.

.

“Kau mau kemana?” tanya Hana yang menghentikan langkah Jaehyun.

.

“Hmm… Ada barang milikku yang tertinggal di mobil hyung,” jawab Jaehyun.

.

“Barang apa itu?” tanya Kyuhyun kali ini.

.

“Sesuatu… Hyung tidak perlu tahu. Sepertinya aku tidak sengaja meletakkannya di jok belakang mobilmu,” jawab Jaehyun cepat sambil mulai melangkah.

.

Namun langkahnya kembali terhenti karena Kyuhyun meraih tangan kirinya. “Aku tidak bawa mobil hari ini, Jaehyun-ah. Tadi kita naik mobil Hana,” bisik Kyuhyun.

.

“Ah… Hyung benar. Kita naik mobil nuna. Aku masih saja tidak bisa membeda……”

.

“Mobil kami berbeda, Jaehyun-ah,” kata Hana yang juga berbisik, memotong ucapan Jaehyun.

.

Jaehyun pun menghela napas panjang, lalu bergerak mendekat pada Hana. “Nuna, ada apa denganmu? Kukira kau menyayangiku. Tidak bisakah kau membantuku?” Jaehyun berbisik pada Hana.

.

Seperti mengetahui apa yang akan terjadi setelahnya, secara otomatis Kyuhyun langsung memberikan ruang pada Hana untuk bicara pada Jaehyun. Sejak menikah dengan Hana hampir dua tahun yang lalu, Kyuhyun seolah mendapatkan bantuan lebih dalam menghadapi adiknya yang kadang bersikap kekanak-kanakan itu. Kyuhyun yang terkadang juga tidak bisa mengendalikan emosinya seringkali kehilangan kesabaran saat Jaehyun sedang berulah. Namun anehnya, Hana mampu menghadapi Jaehyun tanpa harus menaikkan nada bicaranya. Cara bicara dan bahasa tubuh Hana yang tenang mampu menenangkan Jaehyun dengan mudah. Hal itu juga berlaku pada dirinya. Hanya dengan sentuhan lembut Hana di pundaknya, emosinya bisa mereda secara perlahan.

.

“Tentu saja aku menyayangimu…” jawab Hana sambil meraih lengan Jaehyun. “Karena itu, aku tidak mau kau lari dari masalahmu. Kau harus berani menghadapinya. Bukan begitu?” sambung Hana dengan suara pelan.

.

“Tapi aku ‘kan bisa melakukannya lain kali, nuna…” bantah Jaehyun.

.

“Apa kau sudah melupakan sumpahmu dua tahun yang lalu?” balas Hana

.

“Kau melupakannya? Ck ck… Riwayatmu akan tamat hari ini, Cho Jaehyun,” sambung Kyuhyun. “Hmmm… coba kuingat-ingat… apa isi sumpah itu, ya? Pertama, Cho Jaehyun akan mendengarkan ucapan Kim Hana. Kedua……”

.

“…Cho Jaehyun akan selalu melindungi Kim Hana,” sambung Hana. “Ketiga?” pancing Hana.

.

“Apapun yang terjadi, Cho Jaehyun akan selalu berada di pihak Kim Hana,” Jawab Kyuhyun.

.

“Keempat, jika Cho Jaehyun melakukan tindakan yang tidak menyenangkan, maka kembali ke sumpah pertama,” ujar Hana.

.

“Kelima, karena eomeoni sudah berada dalam perlindungan ketat, maka Kim Hana menjadi perempuan terpenting dalam hidup Cho Jaehyun,” sahut Jaehyun yang tidak mau dikalahkan begitu saja oleh kedua kakaknya. Kali ini dia tidak lagi berbisik, sehingga Yiseul dan Seulgi bisa mendengar ucapannya.

.

Ucapan Jaehyun pun membuat ekspresi di wajah Seulgi menjadi muram. Rasa gugup yang semula dirasakannya perlahan menghilang, digantikan dengan kekecewaan yang bahkan tidak Seulgi sadari datang dari mana. Karena pada dasarnya mereka berdua bahkan belum saling berkenalan. Seharusnya Seulgi tidak perlu merasa kecewa dengan sikap yang ditunjukkan oleh Jaehyun. Mungkin karena dia menyadari kalau suatu saat nanti Jaehyun akan menjadi pendampingnya, pikir Seulgi.

.

“Kau benar-benar akan terus seperti ini, Cho Jaehyun? Ada apa denganmu?” tanya Hana tetap berbisik pada adik iparnya itu.

.

Tahu bahwa kakak perempuannya itu tidak bisa dibujuk, akhirnya Jaehyun menyerah. “Baiklah… Maafkan aku…” katanya.

.

Hana dan Jaehyun berjalan menuju sofa menyusul Kyuhyun, bersebrangan dengan Yiseul dan Seulgi. Senyum tipis lantas terlihat di wajah Kyuhyun. Tidak ada yang tahu senyum itu muncul karena alasan apa dan diberikan untuk siapa. Yang bisa terlihat oleh setiap mata orang-orang yang ada disana hanyalah tangan Kyuhyun yang menggenggam erat tangan Hana.

.

“Kenapa kau masih berdiri saja? Ayo duduk,” ujar Hana pada Jaehyun yang masih saja berdiri di dekatnya.

.

“Aku mengerti, nuna…” balas Jaehyun dengan suara pelan.

.

Kyuhyun yang melihat tingkah adiknya hanya tertawa. Pemandangan Jaehyun yang sedang ditegur oleh Hana selalu menjadi hiburan baginya. Tentu saja, selama kejadian yang membuat Hana harus bersikap tegas itu tidak ada hubungan apapun dengannya. Seperti Jaehyun, Kyuhyun juga tidak suka berada dalam situasi itu. Kyuhyun lebih suka menghadapi Hana yang jauh dari stres, Hana yang tidak sedang banyak pikiran, Hana yang menyikapi semua hal dengan santai. Alasannya bukan hanya karena tidak ingin membuat masalah dengan Hana, tapi lebih karena Kyuhyun tidak suka melihat ekspresi di wajah Hana saat hal itu terjadi. Kerut kecil di kening Hana membuat Kyuhyun khawatir. Sama seperti yang terjadi beberapa jam yang lalu di kantor. Kecemasan Hana bisa dengan mudah menular pada Kyuhyun.

.

“Maafkan kami, Yiseul-ssi, Seulgi-ssi. Kalian baru datang pagi ini, tapi tidak ada satu pun tuan rumah yang ada di rumah,” kata Hana.

.

“Kami baik-baik saja. Tidak perlu meminta maaf, Hana-ssi,” balas Yiseul dengan sopan.

.

“Apa kalian sudah diantar berkeliling?” tanya Hana.

.

“Sudah. Min ahjumma sudah mengantar kami berkeliling dan juga mengantar kami ke kamar,” jawab Yiseul lagi. Sementara Seulgi masih terdiam di tempatnya.

.

“Kalian suka kamarnya?” tanya Kyuhyun kali ini.

.

“Tentu saja, sunbae. Design interior ruangan yang kalian pilih begitu indah. Yang paling kusukai adalah balkon yang langsung menghadap ke halaman belakang,” jawab Yiseul riang.

.

“Syukurlah kau menyukainya, Yiseul-ssi. Hana sampai menghabiskan waktu tiga hari untuk memutuskan warna dan tata letak setiap barang di kamar kalian,” ujar Kyuhyun yang secara tidak langsung menjelaskan bahwa Hana-lah yang merancang interior ruangan keduanya.

.

“Tiga hari adalah waktu yang sudah semestinya kugunakan untuk memutuskan design ruangan untuk tamu istimewa seperti kalian berdua,” sambung Hana. “Bagaimana denganmu, Seulgi-ssi?” tanya Hana, menyadari kebungkaman Seulgi sejak tadi.

.

“Ya? Maaf aku tadi melamun…” balas Seulgi.

.

Hana pun memberikan senyum ramahnya pada Seulgi. “Apa kau suka kamarmu?” tanya Hana lagi.

.

“Ah… Aku menyukainya. Kamarnya sangat indah. Aku sangat suka warnanya. Balkon kamarku pun menghadap ke halaman belakang. Aku sangat menyu…”

.

“Apa kau juga menyukai Jaehyun?” Tiba-tiba Kyuhyun memotong ucapan Seulgi.

.

“Ya, aku juga me……” Seulgi langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.

.

“Cho Kyuhyun! Kau nakal sekali!” kata Hana sambil menepuk paha Kyuhyun.

.

Jaehyun yang sebelumnya hanya menunduk mendengarkan perbincangan kedua kakaknya dengan Yiseul dan Seulgi pun sontak mengangkat wajahnya saat mendengar ucapan Seulgi. Tatapan keduanya pun bertemu. Mereka hanya saling menatap selama beberapa saat. Menyadari itu, semua orang yang ada di ruangan itu juga kembali melanjutkan obrolan mereka, membiarkan Jaehyun dan Seulgi bertatapan selama apapun yang mereka inginkan.

.

Kyuhyun yang lebih dulu mengganggu keduanya. “Berhenti menatapnya,” katanya.

.

“Seharusnya kau memberi salam,” sambung Hana.

.

“Oh! Annyeonghaseyo…” kata Jaehyun akhirnya sambil menunduk pelan, yang kemudian dibalas oleh Seulgi.

.

“Bagaimana denganku? Apakah hanya Seulgi yang akan mendapat salam?” tanya Yiseul setelahnya, menggoda Jaehyun yang terlihat sedikit panik.

.

“Ah… Annyeonghaseyo, nuna,” kata Jaehyun setelahnya. “Sudah lama kita tidak bertemu,” sambungnya.

.

“Kalian berdua pernah bertemu?” tanya Kyuhyun.

.

“Kami pernah bertemu beberapa kali di acara amal. Hmm… bisa dibilang, kami adalah teman melarikan diri dari obrolan bisnis yang memusingkan,” jawab Yiseul.

.

“Beruntungnya kau, Cho Jaehyun… punya dua kakak perempuan yang melindungimu,” goda Kyuhyun.

.

“Apa maksud hyung? Aku yang seharusnya melindungi kakak perempuanku,” balas Jaehyun.

.

“Benar… Kau yang seharusnya melindungi kakak perempuanmu. Tapi, mulai hari ini, bukan hanya Hana nuna, tapi juga Yiseul nuna. Dan, Seulgi…” sambung Hana.

.

Jaehyun pun terdiam sekali lagi, mengundang tawa dari Kyuhyun setelahnya. Yiseul dan Min ahjumma bahkan ikut tertawa bersama Kyuhyun karena tingkah Jaehyun.

.

“Kenapa kau tidak menjawabku?” tanya Hana.

.

“Aku mengerti, nuna…” jawab Jaehyun pelan.

.

Hana pun menyentuh belakang kepala Jaehyun lalu mengelusnya pelan. Obrolan di ruangan itu pun berlanjut hingga jam di dinding ruangan menunjukkan pukul 10 malam. Setelahnya, mereka berpisah untuk kembali ke kamar masing-masing. Namun, langkah Yiseul terhenti di anak tangga paling bawah. Dia menoleh ke arah pintu belakang, menatap Kyuhyun yang berjalan bergandengan bersama Hana. Raut di wajahnya yang terlihat ceria beberapa saat yang lalu, berubah menjadi muram. Harapannya untuk menikah dengan Kyuhyun sudah pupus karena kehadiran perempuan yang selama ini tidak pernah dia kira akan menjadi saingannya. Kini Yiseul hanya mempunyai satu tujuan, yaitu menjadi menantu yang paling disayangi di rumah keluarga Cho. Meskipun dia hanya bisa menjadi istri dari adik Kyuhyun, Cho Mingyu.

.

.

To be continued…

.

One thought on “Reaching Out to You – part 4

Leave a comment